Ruangan ini biasanya hangat
Banyak pembicaraan yang terjadi
Banyak sindir canda berbuah tawa

Malam ini
Bukan kah terlalu mencekam
Dengan suasana yang paling aku takut kan

Banyak dinding yang tinggi
Kokoh menutupi diri
Aku dengar tangisan di dalam dirimu
Aku juga begitu

Tak bisa berhenti bergerak
Seakan menutupi badan mu yang bergetar
Ketakutan akan apa yang terjadi
Tak tau bagaimana agar terlihat tenang

Bibir kita hanya diam bersama
Tidak bersuara agar tidak terdengar rintih yang meronta
Entah akan berapa lama menahan lara

"Kenapa tidak kamu ceritakan semua?"
"Begitu asingkah saya untuk mu?"

Lalu tertampar, sangat kuat
Aku pun tak pernah menceritakan apapun
Bukan karna rasa asing
Ada hal lain yang tak bisa dijelaskan
Yang membuat ku lebih ingin menyimpannya sendiri

Mungkin itu juga yang kamu rasakan
Menyiksa diri sendiri
Sadar bahwa hanya sendiri
Berusaha untuk saling ada
Sedang semuanya saling sepi
Saling menyadari bahwa ini bukanlah tempat yang aman
Kita asing yang takut akan lebih menjadi asing

Hallo my lovely Reader...

Aku masih merangkai kata
Aku masih menangis tengah malam mengiringi sajak
Aku masih mencoba memahami semuanya
Aku, merasa kurang

Sudah lama, tapi rasanya belum cukup kabung ku
Ternyata aku paham, yang mengganjal adalah temu
Aku masih meronta ingin didengarkan, kamu
Aku masih penuh isak untuk dilihat, kamu
Iya, yang mangganjal adalah kamu yang tak tahu bagaimana tangis dan sedih ku

Tak ingin ku mengeluh, tapi aku sungguh berada di titik bawah ku, tepat ketika kamu memilih untuk pergi
Tau kah betapa aku ingin berbagi?
Tau kah betapa aku ingin dikuatkan?
Tau kah betapa akhirnya aku benar-benar sendiri?

Baik, pergilah
Setelah tanpa sengaja kita bertemu kemarin
Aku sadar pandangan mu sudah bukan seperti yang ku kenal
Aku yang mengkhayalkan pertemuan dengan menangis saling mendengarkan, buyar
Aku tak akan mengiba, memohon kau tinggal
Aku tak pantas, setelah tahu memang sudah bukan aku

Aku yang salah
Aku yang kurang
Aku yang membuka semua jalan menuju kabung ku sendiri

Tulisan terakhir ini, berbanggalah kau ku jadikan peran utamanya
Untuk semua pengharapan, terima kasih
Aku belajar banyak
Aku berpikir luas

Semoga yang kau temukan kali ini tak kau patahkan lagi hatinya
Siapapun dia itu, syukurilah kehadirannya
Kelak aku akan megerti
Datang mu, dan pergi mu

Banyak hal yang tidak harus kita fahami
Salah satunya konspirasi semesta
Nikmati setiap senja yang ada
Karna sebenarnya kita tidak harus tahu
Bagaimana cara dia untuk mengindahkan luka

Aku belajar dari penyuka matahari
Yang tidak pernah marah pada bulan
Karna tempat yang disukainya tergantikan
Pun sebaliknya
Karna semua yang tergantikan
Jelas untuk sebuah keseimbangan

Kamu
Aku temukan disini
Aku bersyukur
Karna kehadirannya benar ku butuhkan
Entah untuk keseimbangan ku
Atau untuk mengindahkan luka ku
Aku tak ingin tahu

Aku pun tak ingin tahu
Seperti matahari dan bulan
Mungkin aku bisa tergantikan
Tapi waktu yang akan datang
Aku ingin tidak menebaknya
Aku ingin tidak memikirkan luka ketika ku bahagia

Jika waktu terganti itu datang
Aku hanya faham
Semesta ingin aku seimbang
Semesta akan mengindahkan luka ku kembali
Dengan banyak cara yang dia miliki

Aku cukup bahagia dengan senja
Dimana indahnya berada diantara matahari dan bulan
Disini
Ditempat kau hadir
Dan tempat kau pergi

"Nyatanya,
Sekarang aku lebih sering menggerutu
Ku tawarkan sebongkah rindu
Kau mulai membatu bisu"